Friday, 17 May 2013

think out of the box


Think Out of The Box(Berfikir keluar dari kotak), adalah kegiatan berpikir secara berbeda, tidak biasa, atau dari perspektif baru. Frasa ini sering merujuk pada pemikiran baru atau kreatif. (wikipedia)
Hal ini pula yang coba ditularkan oleh Komunitas Energi Positif Pekanbaru (KepoPKU) dalam kegiatan sharing informalnya Minggu (21/10/12) di hotel D’lira Pekanbaru. Kegiatan tersebut menghadirkan dua pemateri yaitu Dedi Ariandi, founder Oranye Design Pekanbaru dan Nadya Saib, Co-founder Wangsa Jelita dari Bandung.
Kembali ke Masa Depan
Pada sesi pertama, Dedi Ariandi menceritakan bagaimana Ia merintis usaha jasa arsitekturnya mulai dari tahun 2001 hingga sekarang. Alumni Arsitektur Universitas Parahiangan ini memaparkan konsep Think Out of The Box yang merupakan hal-hal yang telah dilakukannya hingga kini yang menjadikan usahanya terus berkembang dan mampu memberi manfaat bagi masyarakat.
Konsep pertamanya adalah To Survive (Bertahan). Dalam konsep bertahan ini beberapa hal yang perlu dilakukan adalah dengan cara menguasai ilmu yang utama (yang kita ingin kuasai) namun tak lupa juga untuk mengetahui atau mempelajari ilmu lainnya. Berusaha tetap produktif dalam berkarya, berusaha dengan usaha-usaha yang halal, berani mengambil resiko namun dengan perencanaan yang matang serta berfikir kreatif. Yang paling penting dari beberapa hal dalam konsep bertahan ini adalah percaya kepada Allah.
Konsep yang kedua adalah To be Known (Dikenali). Maksudnya dikenali disini adalah bagaimana kita menetap suatu cita-cita atau keinginan bahwa kita harus dikenali orang dengan cara yang kita inginkan, bukan dikenali orang karena ketidak sengajaan dan semacamnya. Beberapa hal yang diterapkan Dedi dalam konsep ini adalah dengan menunjukkan etos kerja yang baik, menjaga kualitas karya kita, mempertahankan komitmen serta perluas pergaulan dengan tujuan untuk menambah pengetahuan atau membuka wawasan kita.
Konsep ketiga adalah To gain Respect (Dihargai). Maksud dari konsep ini sebagaimana yang dipaparkan oleh Dedi adalah bagaimana kita menentukan satu standar posisi kita dimata masyarakat atau klien. Tujuannya agar kita tidak dianggap remeh oleh masyarakat namun dengan tetap tidak menyombongkan diri. Beberapa hal yang bisa diterapkan dalam konsep ini adalah mencoba menjadi penyelesai masalah, jujur terutama pada diri sendiri, hormati diri sendiri dan orang lain.
Konsep keempat yang dipaparkan Dedi adalah Back to The Future (Kembali ke Masa Depan). Maksud dari konsep ini adalah bagaimana kehidupan ini kita jadikan seperti sebuah lingkaran dimana ketika kita berjalan dari satu titik menyusuri lingkaran tersebut (yang diasosiasikan menuju ke masa depan), suatu ketika kita akan sampai ke masa dimana kita berada di titik awal tempat kita memulai tadi. Konsep ini difahami oleh Dedi dengan selalu mengulang-ulang konsep pertama hingga ketiga di atas secara terus menerus tanpa henti.
Dari Profit Oriented ke Social Enterprise
Sesi kedua menampilkan Nadya Saib, Co-founder Wangsa Jelita, sebuah perusahaan yang berusaha memproduksi kosmetik dengan bahan-bahan murni/alami. Dalam pemaparannya Nadya menceritakan bagaimana Ia dalam mengembangkan usahanya bersama beberapa orang teman, sekaligus juga memberi peran sosial di masyarakat.
Nadya yang lulusan farmasi ini menceritakan suatu kejadian yang menyebabkan perusahaan sabun kecantikan Wangsa Jelita tersebut berubah konsep dari perusahaan yang murni mengejar keuntungan menjadi perusahaan dengan konsep tumbuh berkembang bersama masyarakat.
Pada waktu itu, akhir tahun 2009, Nadya bersama teman-temannya secara tidak sengaja berkenalan dengan komunitas petani mawar di Lembang, Jawa Barat. Dari perkenalan tersebut, Nadya melihat betapa mirisnya kehidupan petani mawar ini. Sebagian besar mereka hanya tamatan Sekolah Dasar.
Keterbatasan pengetahuan dan wawasan para petani ini, ditambah akses mereka yang terbatas terhadap dunia luar menyebabkan bunga mawar hasil pertanian mereka tidak memberikan pendapatan yang layak untuk kehidupan mereka.
Kepedulian Nadya dan bidang usahanya yang bisa disinergikan dengan petani mawar ini akhirnya membuat Wangsa Jelita menghasilkan produk sabun kecantikan dengan bahan dasar bunga mawar.
Keputusan tersebut tidak sia-sia, sabun kecantikan mawarnya cukup laris di pasaran. Sementara dari sisi petani, mereka mendapatkan pendapatan lebih karena harga bunga-bunga mawar mereka dihargai lebih mahal.
Demikianlah cara berfikir kreatif atau Think Out of The Box yang diterapkan oleh Nadya dalam merintis usahanya yang selain memberikan keuntungan secara finansial terhadap perusahaan, namun juga mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat lain.
Acara sharing yang digagas oleh Komunitas Energi Positif (KepoPKU) ini merupakan acara rutin yang digelar secara gratis, dengan tujuan menyebarkan energi positif kepada orang lain agar mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Dalam acara yang dihadiri sekitar 20 peserta ini juga ditampilkan kesenian dari Komunitas Budaya Siku Keluang dan Stand Up Commedy dari para komika Komunitas Stand Up Indo Pekanbaru.

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...